Kabar
lain tentang bagaimana pendidikan anak adalah dari saudara kita di
Palestina. Mengapa Israel mengincar anak-anak Palestina. Terjawab
sudah mengapa agresi militer Israel yang biadab dari 27 Desember
2008 kemarin memfokuskan diri pada pembantaian anak-anak Palestina
di Jalur Gaza.
Seperti
yang kita ketahui, setelah lewat tiga minggu, jumlah korban tewas
akibat holocaust itu sudah mencapai lebih dari 1300 orang. Hampir
setengah darinya adalah anak-anak. Selain karena memang tabiat
Yahudi yang tidak punya nurani, target anak-anak bukanlah kebetulan
belaka.
Sebulan
lalu, sesuai Ramadhan 1429 Hijriah, Ismali Haniya, pemimpin Hamas,
melantik sekitar 3500 anak-anak Palestina yang sudah hafidz
al-Quran. Anak-anak yang sudah hafal 30 juz Alquran ini menjadi
sumber ketakutan Zionis Yahudi.
"Jika dalam usia semuda itu
mereka sudah menguasai Alquran, bayangkan 20 tahun lagi mereka
akan jadi seperti apa?" demikian pemikiran yang berkembang di
pikiran orang-orang Yahudi. Tidak heran jika anak-anak Palestina
menjadi para penghafal Alquran. Karena kondisi Gaza yang diblokade
dari segala arah oleh Israel menjadikan mereka terus intens
berinteraksi dengan al-Qur’an.
Tak
ada main Play Station atau game bagi mereka. Kondisi itu memacu
mereka untuk menjadi para penghafal yang masih begitu belia. Kini,
karena ketakutan sang penjajah, sekitar 500 bocah penghafal Quran itu
telah syahid.
Perang
panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi
lagi. Ini cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa
jadi Indonesia. Bagaimana perbandingan perhatian pemerintah
Indonesia dalam membina generasi penerus dibanding dengan negara
tetangganya.
Ambil contoh tetangga kita yang
terdekat adalah Singapura. Contoh yang penulis ambil sederhana
saja, Rokok. Singapura selain menerapkan aturan yang ketat tentang
rokok, juga harganya sangat mahal.
Benarkah merokok dapat melahirkan generasi "Goblok!" kata Goblok bukan
dari penulis, tapi kata itu sendiri dari Stephen Carr Leon
sendiri. Dia sudah menemui beberapa bukti menyokong teori ini.
"Lihat saja Asia" katanya seperti dalam tulisan itu.
Jika Anda ke Asia, di mana saja Anda berada, dari restoran, teater,
kebun bunga hingga ke musium, hidung Anda akan segera mencium bau
asap rokok! Berapa harga rokok? Cuma US$ .70cts !!!
"Hasilnya? Dengan penduduknya
berjumlah jutaan orang berapa banyak universitas? Hasil apakah yang
dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh sekali. Adakah mereka dapat
berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri? Mengapa mereka begitu
sukar sekali menguasai bahasa Inggris? Berapa gelintir anak yang
kemampuannya setingkat / layak di pertandingan matematika sedunia?
Apakah ini bukan akibat merokok? Anda fikirlah sendiri?"
Dari itu, marilah kita masukkan
anak minimal ke TKIT (Taman Kanak-kanak Islam Terpadu) atau RAIT dan
dilanjutkan dengan SDIT, SMPIT dan SMAIT. Banyak lulusan TK Islam
Terpadu yang sudah hafidz Juz Amma, atau juz 30,,, (bukan 30 juz
lhooo,,, ^_^) ,,, dan diharapkan paling tidak saat SMP Islam Terpadu
sudah hafal Qur'an secara keseluruhan.
Insya Allah ini akan meringankan
beban kita di akhirat kelak, sebagaimana Hadits Nabi Muhammad SAW
yang mengatakan bahwa Orang Tua-Orang Tua dari para Hafidz Qur'an
akan diberi Mahkota yang bertahtakan intan permata yang sangat tak
ternilai dibanding dunia,,, lalu bagaimana dengan para peng-hafidz
Qur'an itu sendiri??? Tentu mereka mendapatkan yang jauh lebih baik
dari kedua orang tua mereka
READ MORE - MENGAPA YAHUDI TAKUT PADA HAFIDZ QUR'AN DARI KALANGAN ANAK-ANAK?